Ebook Novel Dear Dylan oleh Stephanie Zen

Sinopsis:
Penulis yang masih nggak berani juga mencoba bungee jumping (boro-boro deh, berenang yang pakai mencelupkan kepala ke air aja di takut!). Masih juga menganggap Shopie Kinsella, Meg Cabot, J. K. Rowling, dan Raditya Dika itu jenius. Masih tetap suka bengong selama setengah jam setelah bangun pagi. Masih suka mengoleksi sepatu. Dan beli baju. Dan tas. Piss yo! Satu tahun setelah balik pacaran lagi, hubungan Dylan dan Alice masih adem ayem aja. Konflik-konflik kecil yang mereka alami paling-paling karena Dylan tukang ngaret dan Alice suka cemburu buta. Apalagi pas Dylan syuting video klip bersama model kondang, Regina. Tunggu! Konflik kecil? Adanya Regina justru awal dari masalah Dylan dan Alice. Alice yang masih anak SmA jelas nggak pede banget kalau dibanding-bandingkan dengan Regina yang model. Mana mau Dylan yang vokalis band ngetop skillful terus pacaran dengan anak SMA kalau ada model cuantiiiik yang mau jadi pacarnya?

Dan masalah demi masalah terus menguji cinta Dylan dan Alice. Mulai dari persiapan pernikahan kakak Dylan, sampai ke pewristiwa Dylan memukul vokalis band lain dan kerusuhan yang menimpa konser skillful. Gue kepikiran Alice. Nggak enak punya sesuatu yang disembunyikan dari dia, apalagi setelah dia terang-terangan bilang nggak suka pada sikap gue yang selalu nggakpernah cerita-cerita kalau ada masalah. Tapi apa gue harus bikin dia sedih dengan membeberkan semua kata busuk Hugo di depan dia? Omongan Hugo terlalu kasar, dan gue nggak mungkin sanggup mengulangnya di depan Alice. ItuCuma akan bikin dia kepikiran, padahal sekarang dia mau ujian. Cukup sudah bikin dia khawatir dengan semua masalah Yopie kemarin, gue nggak mau bikin dia cemas gara-gara masalah Hugo ini lagi. Toh gue nggak sampai memukul Hugo dan masuk infotaiment seperti waktu itu.

Apa yang nggak Alice tahu nggak akan menyakitinya, kan?

Setelah melepas seat belt gue berdiri dari kursi, lalu ngulet-ngulet sedikit. Pesawat baru saja berhenti dengan sempurna di bandara Polania Medan, tapi Bang Budy sudah ribut supaya kami cepat turun. Kayak dikejar setam aja. Gue jadi inget, dulu ada pengalaman yang kacau banget berhubungan dengan Bang Budy dan pesawat. Agak memalukan, malah. Bikin gue meringia sendiri kalau mengingatnya. Jadi dulu, waktu mau promo tur album kedua di Banjarmasin, kami naik flight paling pagi dari Jakarta. Berhubungan flight-nya paling pagi, cukup banyak penumpang yang datang telat (tapi karena kami serombongan Priambudy Setiawan, jelas kami nggak masuk golongan penumpang yang ngaret itu.

Malah, kami orang-orang pertama yang masuk ke pesawat). Nah, saat kami sudah duduk manis di dalam pesawat, penumpang-penumpang lain banyak yang namanya masih dipanggil melalui pengeras suara agar segera naik ke pesawat. Entah Bang Budy salah maka, nggak sabar lagi sampaike Banjarmasin, atau sudah habis kesabaran, dia tiba-tiba berdiri dari kursi dari kursinya dan berteriak pada semua pramugari, Astaga, maskapai macam apa ini?! Kalau penumpang-penumpang bodoh itu terlambat, tinggal saja! Ini kan pesawat, bukan angkot yang lagi ngetem! Apa kalian kejar setoran?!

Sumpah, muka gue, Ernest, Dudy, Dovan, Rey, dan kru Skillful saat itu sama sekali nggak ada bagus-bagusnya! Ekspresi kami terbagi antara maluuuuu banget, kepingin mati ditempat, dan sok-sok nggak kemal sama Bang Budy! Emang gila tuh orang! Manager band terkenal, tapi malu-malui! Hahahaha

Dear Dylan
Penulis: Stephanie Zen
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN13: 978979223640
Format: .pdf
Filesize: 1MB

Next

Loading...


EmoticonEmoticon